Text
Pendidikan akhlak-moral berbasis teori kognitif
Bukankah kritik tentang kegagalan pendidikan moral selama ini tertuju kepada pendidikan yang hanya mementingkan aspek kognitif sebagai penyebabnya? Memang benar, tetapi yang dimaksud oleh kritik ini adalah pendidikan moral yang sebatas pengetahuan, bukan kemampuan kognitif sebagaimana yang dimaksudkan oleh teori Pendidikan Moral Kognitif (Moral Cognitive Developmental). Jean Piaget dan Lawrence Kohlberg sebagai pendiri teori ini menjelaskan bahwa pendidikan moral seharusnya mampu meningkatkan kematangan moral peserta didik. Menurut Piaget, kematangan moral tersebut ditandai dengan tercapainya autonomy dalam diri peserta didik dalam membuat keputusan-keputusan moral. Sedangkan Kohlberg mengartikan kematangan moral sebagai kondisi dimana seseorang telah mencapai level pascakonvensional, pendidikan moral seharusnya mampu meningkatkan penalaran moral (moral reasoning) seseorang, dari jenjang penalaran moral level rendah kepada jenjang penalaran moral level lebih tinggi, dari prakonvensional menuju konvensional dan pascakonvensional. Begitu juga pemikiran al-Ghazali, yang menganjurkan peningkatan akhlak seseorang dari maqam (jenjang) awam menuju khawas dan khawas al-khawas. Buku ini menyajikan uraian tentang teori Cognitive Development yang diterapkan dalam pembelajaran akhlak/moral. Paradigma pendidikan moral berbasis teori kognitif dijelaskan secara mendalam yang diikuti dengan uraian tentang berbagai komponen yang digunakan dalam penerapannya, salah satunya model pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran mengacu kepada model yang dikembangkan oleh Joice, Weil & Calhoun yang mensyaratkan dihadirkannya komponen sintaks pembelajaran, sistem sosial, peran guru, sistem pendudung, dan dampak instruksional. Guru, dosen, orang tua sebagai pendidik yang memiliki tugas membentuk moral, akhlak, karakter peserta didik, dapat dengan mudah menerapkan teori pendidikan kognitif dengan mengacu pada buku ini. Dengan berpijak pada teori ini, diharapkan para pendidik tidak terjebak dalam praktik pendidikan yang memperlakukan peserta didik sebagai hewan sirkus (reward, punishment, imitation). Proposisi-proposisi yang dikemukakan dalam buku ini juga membuka peluang besar bagi para peneliti untuk mengembangkan lebih lanjut berbagai model pembelajaran, buku ajar, media, strategi dan metode pembelajaran, bahkan tes pengukuran moral berbasis teori Moral Cognitive Development yang sampai saat ini masih terbatas jumlahnya.
Bibliografi : hlm. 211-221
20212122 | T 2X7.3 YAQ p C.1 | Kampus II-Pancing (2X7) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - Tidak untuk Dipinjamkan |
20212123 | U 2X7.3 YAQ p C.2 | Kampus IV-Tuntungan (2X7) | Tersedia |
20212124 | U 2X7.3 YAQ p C.3 | Kampus IV-Tuntungan (2X7) | Tersedia |
20212125 | U 2X7.3 YAQ p C.4 | Kampus IV-Tuntungan (2X7) | Tersedia |
20212126 | U 2X7.3 YAQ p C.5 | Kampus IV-Tuntungan (2X7) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain